Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Review Buku "Misteri Naga Batuk"

Judul Buku : Misteri Naga Batuk Percetakan : PT Gramedia Tahun Terbit : 1985 Jumlah Halaman : 242 hal Jika dilihat dari penampilan bukunya tampak sudah usang ya? Memang iya. Buku ini merupakan satu dari buku yang saya beli di toko buku bekas di sudut kota Bandung pada pertengahan bulan Desember ini. Toko yang tidak sengaja saya temukan ketika sedang main ke sana. Melihat judul pada cover buku, menarik hati saya untuk membelinya. Buku ini merupakan seri ke-14 dari seri novel detektif dengan judul asli Alfred Hitchcock and the Three Investigators- The Mystery of the Coughing Dragon . Copyright dari buku ini ialah Random Inc. dengan teks ditulis oleh Nick West dan karakter diciptakan oleh Robert Arthur. "Misteri Naga Batuk" adalah seri pertama yang saya baca.  Pada seri ini, kasus yang harus mereka hadapai bermula dengan permintaan Mr. Hitchcock untuk membantu temannya, Mr.Allen menemukan anjingnya yang bernama Red Rover. Perjalanan trio detektif ini agar dapat

Review Buku "Jendela Amerika"

Judul Buku : Jendela Amerika Penyusun : Helvy Tiana Rosa Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Tahun Terbit : 2017 Halaman : 269 hal Pernahakah terbayangkan jika kita akan tinggal di negara yang begitu asing, jauh dari sanak saudara? Atau mungkin pernah sempat datang ke sana beberapa hari, lalu tidakkah kalian merasakan perbedaannya? Adakah pelajaran yang dapat diambil selama di sana? Jika kalian pernah atau pun ternyata belum sama sekali, namun ingin tahu mungkin kalian bisa membaca lewat buku ini terlebih dahulu. "Jendela Amerika" merupakan buku antologi yang terdiri dari berbagai kisah warga Indonesia yang tinggal di Amerika-Canada. Tiap kisahnya banyak pelajaran yang bisa diambil. Bagaimana seorang muslim tinggal di negara yang jumlah muslimnya tidak sebanyak di Indonesia? Bagaimana memulai hidup di sana? Apa saja yang harus diperhatikan ketika memilih tempat tinggal? Dan banyak hal lainnya yang perlu menjadi perhatian dan catatan penting. Se

Review "Hujan Bulan Juni-Sepilihan Sajak"

Judul : Hujan Bulan Juni-Sepilihan Sajak Penulis : Sapardi Djoko Damono Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2013 Jumlah halaman : 120 hal Buku satu ini saya rasa perlu untuk dibicarakan. Selain karena isinya kumpulan puisi karya penyair kebanggaan Indonesia, juga karena buku ini diperoleh dari komunitas yang saya ikuti, karena sebuah apresiasi atas puisi yang saya tulis beberapa waktu lalu. Membahas puisi maka akan terbayang rangkaian kata-kata indah. Begitu pun dengan puisi-puisi di dalam buku ini. Karya Sapardi Djoko Damono yang kesekian ini merupakan kumpulan puisi yang tak lekang usia. Dimulai dari puisi yang ditulis pada tahun 1959 berjudul “Tangan Waktu”, hingga berakhir pada puisi berjudul “Terbangnya Burung” yang ditulis pada tahun 1994. Dari awal ketika membaca puisi pertama, saya dibuat semakin kagum kepada sebuah karya tulis. Karena memiliki bersifat Abadi, tidak akan lekang dimakan zaman. Buku ini pertama kali terbit pada tahun 2013 da

Solo Traveler in Bukittinggi

Hei... Hei... Heiiii... Last part trip di Sumatera Barat berlatar di kota Bukittinggi. Yang ada rencana ke Padang, tidak ada salahnya agar memasukkan dalam planning berkunjung ke kota yang satu ini. Baiklah, untuk cerita kali ini akan lebih excited karena ini pengalaman pertama menjadi Solo Traveler . Dari Padang saya naik transportasi umum yaitu Tranex, yang nongkrong di dekat Universitas Negeri Padang (UNP). Ongkos yang perlu kalian siapkan yaitu Rp 25.000. Perjalanan ditempuh kurang lebih sekitar 2,5 jam. Ketika sampai di Bukittinggi, MasyaAllah sejuk banget... Beneran. Tujuan pertama saya adalah Jam Gadang . Karena Tranex tidak melewati Jam Gadang, maka ketika sudah memasuki wilayah Bukittinggi saya mengecek posisi saya dari Jam Gadang dengan Gmaps. Ketika jarak yang akan saya tempuh tidak terlalu jauh, maka saya berhenti lalu melanjutkan perjalanan dengan memesan ojek online.Hingga, sampailah saya di ikon kota ini, Jam Gadang . Dari Jam Gadang, kalian bisa me

Rekomendasi Destinasi Di Padang

Hai... Para Traveler... Ini lanjutan untuk cerita pengalaman saya di Padang.  Selama di sana, saya menginap di Nelvi Guest House. Letaknya berada di Jl. Ratulangi No.6c. Lokasinya strategis di pusat kota. Selain itu, harga kamar per malamnya hanya sekitar Rp200ribuan. Sangat recommended buat kalian para backpacker , solo traveler , atau pun untuk family trip . Tempatnya nyaman, bersih dan dapat fasilitas air panas. Buat harga segitu oke banget... Terus untuk tempat-tempat yang dikunjungi selama di Padang di antaranya ada Taplau, Masjid Raya Sumatera Barat, Museum Adityawarman, Tugu Gempa Padang, dan Pantai Air Manis .  Yang pertama yang kita akan bahas adalah  Taplau  dan  Pantai Air Manis . Padang merupakan kota yang terletak di bagian pesisir, langsung menghadap hamparan samudera. Sehingga, jika ke Padang tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi pantainya.  Salah satu pantai yang mudah dijangkau yaitu Pantai Padang . Sebutan lainnya Taplau alias Tapi Lauik atau

Review Novel "KALA"

Judul : Kala-Kita Adalah Sepasang Luka Yang Saling Melupa Penulis : Stefani Bella dan Syahid Muhammad Penerbit : Gradien Mediatama Tahun Terbit : 2017 Jumlah Halaman : 348 hal Novel ini ditulis dari dua sudut pandang, yaitu Saka dan Lara. Saya menduga judul buku merupakan singkatan dari dua nama tokoh. (Sotoy hehe) Saka dan Lara adalah dua insan yang dipertemukan tersebab luka di masa lalu. Tentang meninggalkan dan ditinggalkan.  Dipertemukan karena  event  kolaborasi antara komunitas yang mereka ikuti yaitu fotografi dan menulis di Bandung. Dua hal yang akhirnya sama-sama mereka sukai. Berawal dari keterbukaan tentang diri masing-masing. Akhirnya, mencoba untuk menjalin hubungan jarak jauh, Jakarta-Bandung. Lara yang hidup dalam keteraturan, sedangkan Saka kebalikannya. Lara mencoba memahami namun ingin memperbaiki ketidakaturan Saka. Hingga, konflik antar pasangan yang biasa terjadi bagai bom waktu. Rasa yang berbunga setahun hubungan itu lenyap. Lara ya

5 Rekomendasi Kuliner di Kota Padang

Pada akhir bulan lalu, saya berkunjung ke salah satu provinsi di pulau Sumatera yang disebut dengan Ranah Minang . Ya... Sumatera Barat. Ada beberapa tempat yang saya kunjungi, namun saya akan membagikan pengalaman selama di Padang dan Bukittinggi. Akan saya ceritakan mulai dari tempat-tempat yang dikunjungi sampai kuliner. Sebagai awalan, sengaja saya share tentang hal-hal yang menyenangkan perut agar lebih semangat. Uraian di bawah ini adalah tempat makan yang tidak hanya bisa menikmati menu khas Minangnya, namun juga adapula menu-menu kekinian. Berikut 5 rekomendasi kuliner di Padang. 1. Sate Manang Kabau   Sesuai dengan namanya, di sini menjual sate dan menu-menu khas Padang lainnya. Yang berbeda yaitu tempatnya yang cozy . Saya datang ketika malam hari. Saat itu cukup banyak pengunjung. Namun, tidak perlu khawatir karena area tempat makan sangat memadai, ada lantai 2-nya.   Menu yang saya coba yaitu paket sate dengan 3 jenis kuah. Ada berbagai jenis sat

WRITE, SHARE, & COMMENT

Write, Share, & Comment... Terdengar seperti ucapan para vlogger di Youtube pada akhir video ya? Saat ini Youtube memang sedang berkembang pesat. Namun, menurut saya tetap saja masih banyak orang yang membutuhkan tulisan-tulisan di platform-platform atau pun sejenisnya. Seseorang masih butuh informasi melalui suatu artikel yang dapat diakses melalui search engine, seperti google, opera, chrome, dsb. Itu artinya, suatu tulisan masih dibutuhkan hingga saat ini. Seperti yang diketahui, platform untuk menulis baik itu berupa artikel atau status ( cieehhh... ), sudah banyak pilihannya. Sebut saja yang kini sedang naik daun dan masih diminati yaitu blogspot, wordpress, tumblr, juga watpadd. Bahkan jika disadari, media sosial pun dapat menjadi wadah untuk menulis.  Bagi saya sendiri yang memilih menulis di blog, alasannya yaitu untuk dapat berbagi pengalaman yang telah saya lalui, rasakan dan ketahui. Karena saya sadar bahwa saya butuh media untuk menulis, maka jadilah saya membuat

Semangat Dan Kelas Menulis Online

Jika ditanya sudah berapa kali ikut kelas Nulisyuk? Maka jawabannya “kesekian kali”. Dan, pada bulan ini saya sedang mengikuti kembali di kelas Nulisyuk Batch 38.  Bisa sampai ikut kelas ini, awalnya karena sebelumnya saya ikut Nulisyuk Batch 37 yang tidak berbayar. Siapa sih yang gak mau dapat ilmu secara gratis? Hehehe... Eh ternyata, bagi peserta yang ikut kelas tersebut dapat diskon untuk ikut kelas Nulisyuk Batch 38. Tapi, bukan karena hal itu saya ikut kelas selanjutnya, melainkan tema yang diangkat menarik hati saya. Yaitu tentang Belajar Menulis di Blog.  Wah... pas sekali. Pikir saya. Meskipun kelas ini berbayar, tetapi masih sesuai kantong. Saya memang sedang ingin lebih menghidupkan blog saya. Dalam dunia blog, saya masih termasuk newbie, sekitar setahun yang lalu baru membuat blog ini. Jadi, masih perlu dan banyak yang harus ditingkatkan. Meskipun bertema blog, tentunya masih berhubungan dengan tulis menulis. Membahas mengenai tulis menulis, bagi saya ada s

Review "Memeluk Hati Maharani"

Judul Buku : Memeluk Hati Maharani Penulis : Azhar Nurun Ala Penerbit : Azharologia Books Tahun Terbit : 2019 Hal : 252 halaman Seri ke tiga Novel Maharani ini telah saya nanti. Tidak terasa sudah setahun saja dari seri kedua. Rupanya menunggu itu bisa lupa waktu ya kalau disibukkan dengan hal lain. Eakkk... Menyelesaikan bab demi babnya, tidak butuh waktu lama. Kesan untuk seri terakhir Novel Maharani dari saya adalah Gemas-Gemas Manjah ... Kenapa? Hello... bayangin aja, perjalanan sehari Salman ke Sukatani rasanya seperti setahun. Salute untuk sang penulis.  Tokoh Safira yang muncul di akhir seri kedua menjadi karakter baru di seri terakhir ini. Pertemuan Salman dan Safira yang tadinya dianggap ketidaksengajaan di acara pernikahan teman Salman, justru menjadi awal mula pergulatan hati Salman. Safira, sang mantan kekasih yang nyatanya masih mengharapkan Salman.   Tanpa sepengetahuan Salman, Ajran telah merelakan Maharani. Sehingga, calon mempelai pria digantikan

Review "Sirkus Pohon"

Judul : Sirkus Pohon Penulis : Andrea Hirata Tahun Terbit : 2017 Penerbit : PT Bentang Pustaka Lucu. Karya Pak Cik ini terbalik saya baca. Saya lebih dulu merampungkan karya barunya yang berjudul "Orang-Orang Biasa". Sehingga, saya jadi merasakan "Orang-orang Biasa" pada novel ini. Betapa tidak, penulis masih menceritakan kehidupan masyarakat dengan latar tempat di Belitung. Rasanya, Pak Cik tiada habis-habisnya mengeksplor kampung halamannya ini. Luar biasa. Kisah pada novel ini diceritakan oleh sudut pandang Sobri alias Hob. Sang Karakter Utama. Dari penuturan Hob inilah, satu persatu tokoh pada novel ini bermain pada imajinasi saya. Hob digambarkan sebagai pria dewasa yang nelangsa. Bekerja serabutan yang lebih sering menyandang status pengangguran. Hanya lulusan SD, sebab putus sekolah ketika kelas 2 SMP. Semua itu karena berteman dengan mafia kelas kampung yang selalu gatal tangannya jika melihat barang nganggur. Taripol namanya.

Hidayah Pertama

Berhubung hari ini tanggal cantik... 09-09-2019. Gak juga sih. Semua tanggal itu baik, tapi saya ingin menuliskan memoar yang terjadi di bulan September, kurang lebih 10 tahun yang lalu. Momen dimana Allah memberikanku hidayah untuk menutup aurat. Eits... Ini bukan 10 years challenge ya. Gak bakal ada postingan foto zaman dulu sama sekarang. Malu euy. Bukan malu keliatan katrok banget pas zaman dulu. Tapi, malu karena belum baik tampilannya. Meskipun, sekarang masih terus berusaha diperbaiki. Kalau bisa dikatakan, ini adalah Hidayah Pertama saya. Ada kenikmatan dan ketenangan saat memperolehnya. Saya memutuskan untuk berhijab. Kala itu saya berada di tahun ke-dua masa putih abu-abu. (Wah bakal ketahuan deh umur gue berapa? Ga usah dihitung-hitung yak...) Oke lanjut yah... Eh masihh aja usaha ngitung umur gue... Hahaha Tepat di bulan ini, saya lupa tanggal pastinya, kalau tidak salah ingat, sekitar awal-awal minggu di bulan September. Untuk pertama kalinya, seyakin-ya

Review "Hujan-Tere Liye"

Saya bukanlah penggila karya-karya dari Tere Liye. Masih hitungan jari, karya beliau yang saya rampungkan. Namun, yang satu ini, saya sampaikan bahwa novel ini patut untuk dibaca. Apalagi penggemar teknologi, robot atau semacamnya. Judul : Hujan Penulis : Tere Liye Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2016 Cetakan : Kedua Tebal Buku : 318 Latar waktu berada di masa depan, sekitar tahun 2042 hingga 2050. Dalam rentang waktu tersebutlah sang tokoh utama, Lail bercerita tentang kisahnya.  Tragedi gunung purba yang meletus disertai gempa juga tsunami, menjadi muasal kisah. Berlatar di masa depan dimana manusia hidup berdampingan dengan teknologi canggih. Peradaban yang maju. Hampir setiap pekerjaan manusia digantikan fungsinya oleh robot. Mobil terbang, taksi tanpa awak, hologram, dan teknologi-teknologi super canggih lainnya. Semuanya divisualisasikan dengan baik, sehingga pembaca benar-benar merasa berada pada zaman tsb.  Makhluk bernyawa cip

Tempat Nongkrong Asik di Jababeka

5 tempat asik yang recommended buat nongkrong di Jababeka. Siapa tahu kalian ada yang sedang berada di daerah ini, bisa main atau nongkrong-nongkrong asik di tempat-tempat berikut. 1. Recharge cafe & resto Tempat makan ini tergolong baru di Kawasan Jababeka. Berlokasi di Jl. Cilemah Abang, sebelah kiri. Bangunannya terdiri dari 3 lantai. Namun, yang difungsikan untuk pengunjung hanya sampai lantai 2. Sedangkan, lantai 3 digunakan untuk musholla. Di bagian bawahnya ada juga Bakso Wadidaw, tapi kayaknya sudah tidak berjualan lagi, karena sudah lama tutup. 2. Throwback coffe Cafe ini bertempat di Jl. Cilemah Abang juga. Letaknya sekitar 600 m setelah Recharge cafe & resto. Throwback coffe juga tidak jauh dari Warung Upnormal. Bisa dibilang satu jalur kalau kamu menuju ke sini. Bagi kalian yang mau nongkrong kalau ada Wi-Fi, tempat ini tepat buat kalian. 3. Warunk Upnormal Dari awal buka sampai sekarang, tempat ini tidak sepi pengunjung. Meskipun, ada saja wak

Review "Orang-Orang Biasa"

Buku "Orang-Orang Biasa" "Orang-Orang Biasa" atau Ordinary People , buku  ke-10 dari seorang Andrea Hirata. Di dalamnya pun juga ada sepuluh sekawan yang merupakan sebagian tokoh dari novel terbarunya ini. Mungkin penulis memang sengaja, sehingga untuk karyanya kali ini dimasukkan pula unsur angka sepuluh. Mungkin. Cerita dimulai dari dua orang polisi yang lesu, karena kota mereka sangatlah damai. Angka kriminalitas begitu minim. Lalu, dilanjutkan dengan sepuluh sekawan yang dari zaman sekolah selalu bernasib sial dan dianggap bodoh. Mulanya, saya pikir ini hanya cerita tentang orang-orang biasa. Benar-benar orang biasa, seperti kebanyakan orang yang ada di masyarakat. Rupanya tidak begitu saudara-saudara. Hingga pada hal.79, Pak Cik (panggilan akrab penulis) membuat saya dari posisi tidur langsung duduk. Memberi peringatan bahwa kisah yang sesungguhnya barulah dimulai setelah halaman tersebut. Sebuah ide melakukan perampokan Bank muncul untuk me