Langsung ke konten utama

Manisnya Turki di Mardin Baklava

Apa yang terpikirkan ketika mendengar tentang Turki?
Istanbul? Blue Mosque? Karpet? Tulip? Cappadocia?
Eh Cappadocia? Jadi ingat salah satu adegan di series yang sedang viral, Layangan Putus. Gara-gara nama Cappadocia, saya jadi teringat dengan cafe yang menyajikan panganan khas Turki, yaitu Mardin Baklava. Cafe yang saya kunjungi bersama seorang teman.

Lokasinya berada di Jl. Cipinang Jaya Raya No.74, Kel. Cipinang Besar Selatan, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur.

Menu pertama yang paling ingin dicoba adalah Baklava. Panganan khas asal Turki yang identik dengan rasa manisnya ini adalah sejenis pastry yang memiliki berbagai bentuk dan dikombinasikan dengan bermacam-macam isian, seperti kacang pistacio, kelapa, cokelat, dsb. Tetapi, bagi saya makanan ini terlalu manis aka. giung. Saya yang lebih suka makanan dengan rasa gurih, ketika mencoba satu gigitan saja rasanya butuh waktu lama untuk menelannya. Mungkin bagi yang suka dengan makanan manis, Baklava bisa jadi pilihan.

Lanjut menu kedua yang jadi favorit saya yaitu Kunafe. Kami memesan kunafe yang original. Meskipun, pada menu ditambahkan dengan tulisan "Cheese". And I like it. Kunafe jauh lebih bisa diterima dan dinikmati. Saya pasti akan memesannya lagi di lain waktu.

Next, ada Chai atau teh khas Turki disajikan dengan gelas yang unik, serta terasa lebih pekat. Sebenarnya tidak ada keistimewaan dari teh ini, hanya saja seperti yang saya katakan tadi, penyajiannya. Beda halnya dengan teh yang dipesan oleh teman saya, yaitu Mint Tea. 
Cafe ini juga menawarkan minuman herbal. Tadinya teman saya ingin memesannya, sayangnya sedang tidak tersedia.

Terakhir, kami memilih menu satu ini dengan maksud sebagai penyegar dari semua menu. Namun, berbeda dari ekspektasi kami. Menu yang dipesan yaitu Es Krim Saffron. Tekstur es krim ini berbeda dari es krim pada umumnya, lebih lengket dan lembut, serta rasanya tidak terlalu manis. Ini pertama kalinya saya tahu rasa Saffron. Rupanya Saffron adalah jenis rempah-rempah dan salah satu yang termahal di dunia.

So, dari pengalaman saya berpetualang rasa di Mardin Baklava, Kunafe menjadi best part dari semuanya. Hitung-hitung sebelum benar-benar ke Turki, coba dulu cemilannya di Mardin Baklava. Atau mungkin yang kangen dengan Turki, bisa ke sini.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngeteng dari Bekasi ke Lampung

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Februari 2020, saya dan seorang teman (panggil saja "Mbak Nur") berangkat menuju Bandar Lampung dari Bekasi untuk mengikuti acara Milad Forum Lingkar Pena ke-23 (Cerita tentang Milad FLP akan segera menyusul dipostingan selanjutnya). Di sini saya ingin share cerita "ngeteng" kami untuk sampai ke Lampung. Sebelum berangkat, kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun, Sumatera adalah tanah kelahiran saya, sekaligus kampung halaman, seumur-umur belum pernah naik transportasi umum darat sendirian untuk pulang kampung. ( Info penting!... kampung saya di Sumatera bagian selatan hehe). Alhamdulillah, dapat teman nge-trip yang sefrekuensi. Jadilah, kami berdua melakukan perjalanan dari Bekasi ke Bandar Lampung dengan cara berganti-ganti kendaraan aka. "Ngeteng". Secara umum hanya ada tiga kendaraan untuk trip ala "ngeteng" ke Lampung, yaitu Bus Bekasi-Merak, Kapal Ferry, dan Kendaraan Bakauh

Menyoal Hadits-Hadits Populer

Judul : Menyoal Hadits-Hadits Populer (Upaya Mengenali Sunnah yang Benar, Bukan yang Terkenal) Penulis : Adi Hidayat Penerbit : Institut Quantum Akhyar Tahun terbit : 2018 Membaca buku ini semakin membuat saya kagum dengan sosok Ust.Adi Hidayat. Sangat terlihat kedalaman ilmu yang beliau miliki. Menyadarkan betapa masih dangkalnya ilmu agama yang saya ketahui. Total ada 17 hadits populer yang dibahas. Terdengar sedikit memang, tetapi jika telah membaca buku ini saya yakin Anda akan berubah pikiran. Sesuai yang tertera pada cover, sebagai upaya mengenali sunnah yang benar, bukan yang terkenal. Beliau membahas hadits-hadits tersebut cukup terperinci dengan menambah bukti-bukti ilmiah, periwayat hadits dan rangkaian sanadnya, penilaian para ulama, hingga membuat kesimpulan hampir tiap pembahasan. Hanya dua bahasan hadits yang tidak terdapat kesimpulan dan menyerahkannya kepada pembaca. Selain itu, bukan main-main karena beliau mencari referensi 1235 kitab pada pustaka ele

Review Buku "Misteri Naga Batuk"

Judul Buku : Misteri Naga Batuk Percetakan : PT Gramedia Tahun Terbit : 1985 Jumlah Halaman : 242 hal Jika dilihat dari penampilan bukunya tampak sudah usang ya? Memang iya. Buku ini merupakan satu dari buku yang saya beli di toko buku bekas di sudut kota Bandung pada pertengahan bulan Desember ini. Toko yang tidak sengaja saya temukan ketika sedang main ke sana. Melihat judul pada cover buku, menarik hati saya untuk membelinya. Buku ini merupakan seri ke-14 dari seri novel detektif dengan judul asli Alfred Hitchcock and the Three Investigators- The Mystery of the Coughing Dragon . Copyright dari buku ini ialah Random Inc. dengan teks ditulis oleh Nick West dan karakter diciptakan oleh Robert Arthur. "Misteri Naga Batuk" adalah seri pertama yang saya baca.  Pada seri ini, kasus yang harus mereka hadapai bermula dengan permintaan Mr. Hitchcock untuk membantu temannya, Mr.Allen menemukan anjingnya yang bernama Red Rover. Perjalanan trio detektif ini agar dapat