Langsung ke konten utama

Semangat Dan Kelas Menulis Online

Jika ditanya sudah berapa kali ikut kelas Nulisyuk? Maka jawabannya “kesekian kali”. Dan, pada bulan ini saya sedang mengikuti kembali di kelas Nulisyuk Batch 38. 


Bisa sampai ikut kelas ini, awalnya karena sebelumnya saya ikut Nulisyuk Batch 37 yang tidak berbayar. Siapa sih yang gak mau dapat ilmu secara gratis? Hehehe... Eh ternyata, bagi peserta yang ikut kelas tersebut dapat diskon untuk ikut kelas Nulisyuk Batch 38. Tapi, bukan karena hal itu saya ikut kelas selanjutnya, melainkan tema yang diangkat menarik hati saya. Yaitu tentang Belajar Menulis di Blog. 

Wah... pas sekali. Pikir saya. Meskipun kelas ini berbayar, tetapi masih sesuai kantong. Saya memang sedang ingin lebih menghidupkan blog saya. Dalam dunia blog, saya masih termasuk newbie, sekitar setahun yang lalu baru membuat blog ini. Jadi, masih perlu dan banyak yang harus ditingkatkan.

Meskipun bertema blog, tentunya masih berhubungan dengan tulis menulis. Membahas mengenai tulis menulis, bagi saya ada saja beberapa hambatan untuk bisa konsisten. Selama ini yang membuat tidak bisa rutin menulis yaitu karena terlalu berleha-leha alias malas. Nah, ini salah satu penyakit yang harus dibasmi dalam diri seorang penulis.

Malas ini kadang juga dihubungkan dengan kesulitan ide. Padahal bahan tulisan itu banyak di sekitar kita. Asalkan kita mau menuangkannya dalam bentuk tulisan. Ada kalanya, ide itu begitu banyak berkumpul dalam kepala. Sampai-sampai, bingung yang mana dahulu untuk ditulis. Sayangnya penyakit kedua yaitu  suka menunda. Tidak langsung menuangkan ide-ide tersebut. Jadilah ia menguap begitu saja.

Kurangnya kosakata atau pengetahuan untuk bahan literasi. Ini bisa juga termasuk kendala dalam menulis. Hal itu kaitannya dengan membaca. Seorang penulis yang baik selayaknya ia terus menambah tabungan kosakatanya dengan membaca. Sehingga, mulai dari awal tahun ini, saya membuat target untuk membaca minimal 1 atau 2 buku per bulan. Sedikit ya? Ya, kita yang tahu batas kemampuan diri kita.  Bisa ditingkatkan? Bisa dong. Ada beberapa bulan dimana saya mampu menyelesaikan hingga 4-5 buku. Bagi saya hal ini sudah luar biasa. Membagi waktu untuk membaca disela-sela kesibukan yang lain.

Karena rasanya kerontang sekali otak ini jika tidak diisi dengan membaca. Apalagi, saat ini saya sudah bekerja dimana waktu selama 8 jam sudah tersita untuk pekerjaan. Meskipun begitu, sebenarnya masih ada waktu untuk membaca yaitu di waktu istirahat. Selama satu jam istirahat dapat juga dimanfaatkan untuk membaca. Tentunya setelah salat dan makan. Daripada hanya melihat-lihat ponsel lalu membuka Instagram atau You Tube. Tetapi, sering kali saya juga ada rasa jenuh. Lebih tertarik membuka aplikasi tersebut dibanding buku. Kalau sudah begitu saya biarkan diri saya beralih kegiatan dulu.

Rasa jenuh itu wajar. Kita tidak bisa paksakan kegiatan berulang yang sama secara terus menerus. Perlu variasi atau sedikit jeda. Anggap saja sedang me-recharge semangat. Jika dayanya sudah terisi penuh, maka mari membaca lagi.

Setelah mengikuti kelas Nulisyuk Batch 38 ini, tentunya ada hal-hal yang saya harapkan. Di antaranya ialah bisa menjadi penyemangat untuk menulis, karena pasti ada tugas di setiap pertemuannya. Lalu, semoga saya bisa benar-benar mengaktifkan dan menata fokus dari konten blog saya. Terakhir, seperti biasa yang dilakukan pada akhir kelas yaitu menulis buku antologi. Semoga bisa ikut bergabung untuk proyek buku antologi ke sekian saya di Nulisyuk. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngeteng dari Bekasi ke Lampung

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Februari 2020, saya dan seorang teman (panggil saja "Mbak Nur") berangkat menuju Bandar Lampung dari Bekasi untuk mengikuti acara Milad Forum Lingkar Pena ke-23 (Cerita tentang Milad FLP akan segera menyusul dipostingan selanjutnya). Di sini saya ingin share cerita "ngeteng" kami untuk sampai ke Lampung. Sebelum berangkat, kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun, Sumatera adalah tanah kelahiran saya, sekaligus kampung halaman, seumur-umur belum pernah naik transportasi umum darat sendirian untuk pulang kampung. ( Info penting!... kampung saya di Sumatera bagian selatan hehe). Alhamdulillah, dapat teman nge-trip yang sefrekuensi. Jadilah, kami berdua melakukan perjalanan dari Bekasi ke Bandar Lampung dengan cara berganti-ganti kendaraan aka. "Ngeteng". Secara umum hanya ada tiga kendaraan untuk trip ala "ngeteng" ke Lampung, yaitu Bus Bekasi-Merak, Kapal Ferry, dan Kendaraan Bakauh...

Buku "Second Chance : Rago, Irfan dan Fajar"

Judul     : Second Chance Penulis  : Rago, Irfan dan Fajar Tahun    : 2016 Penerbit : Pastel Books "Lampaui Batasmu!" Yah, tagline pada cover buku ini sesuai dengan perjuangan ketiga penulis untuk melampaui batas, yaitu Rago, Irfan dan Fajar. Keterbatasan yang mereka alami tidak menjadi penghalang. Dan kesamaan nasib juga yang mempertemukan mereka, sehingga dapat menulis buku ini. Berawal dari kisah Rago yang mengalami kecelakaan ketika panjat tebing di Tebing Citatah 48. Dia terjatuh sehingga membuat tangan kanannya tidak berfungsi seperti sediakala. Membuatnya mau tidak mau menjadi kidal. Putus asa? Pasti dirasakannya. Bahkan, pernah berada dititik terendah. Hal yang sama juga dialami oleh Irfan. Bedanya, Irfan mengalami kecelakaan ketika wall climbing. Dia terjatuh dari ketinggian 10 m. Sempat divonis tidak akan bisa berjalan kembali. Namun, Irfan mematahkan semua itu. Dari apa yang telah dia alami, Irfan bahkan telah menulis buku berjudul Tab...

Review Buku "Kembara Rindu"

Judul Buku : Kembara Rindu Penulis : Habiburrahman El Shirazy Penerbit : Republika Tahun Terbit : 2019 Jumlah Hal : 266 Hal Karya-karya dari Kang Abik memang selalu dinanti-nanti. "Kembara Rindu" adalah novel terbaru yang terbit di akhir tahun 2019. Yang membuat terasa istimewa ketika membaca ini ialah latar tempat yang berlokasi di Lampung. Karena sekitar dua minggu lalu, saya baru saja dari sana. MasyaAllah. Pada buku ini tepatnya di Liwa yang masuk Kabupaten Lampung Barat. Jika dilihat pada bagian sampul tertulis bahwa ini adalah buku pertama dari Dwilogi Pembangun Jiwa. Pada halaman terakhirnya pun (hal 266) dengan huruf kapital tertulis "NOVEL PERTAMA SELESAI". Itu artinya akan ada novel lanjutan dan membuat saya tidak sabar untuk membaca lagi kelanjutan kisahnya. Cerita diawali dengan seorang gadis penjual gorengan dan air mineral di tangga masuk serambi masjid. Gadis yang memakai jaket usang, bercelana panjang dan menutupi rambutnya dengan topi...