Langsung ke konten utama

Wisata Danau Sipin Jambi



Jika berkunjung ke Jambi, pastikan tempat ini menjadi salah satu destinasi kalian. Selain, Candi Muaro Jambi, Jembatan Gentala Arasy atau Masjid Seribu Tiang (Masjid Agung Al Falah), tempat satu ini dijamin memberikan suasana yang berbeda di kota Jambi. Gak akan berasa kalau lagi ada di tengah kota.

(Sumber foto : jambiupdate.co)

Danau Sipin sudah lama keberadaannya, tetapi belakangan pemerintah kota Jambi mulai membangun fasilitas wisata di danau ini. Tempat wisata yang baru diresmikan akhir tahun lalu oleh Walikota Jambi ini, memiliki beberapa fasilitas dan wahana, seperti salah satunya Ketek Wisata. Ketek ini merupakan perahu yang dihias dan akan membawa kalian menyusuri Danau Sipin. Biaya yang harus dikeluarkan  per orang yaitu sebesar Rp10.000. Lumayan murah untuk objek wisata di tengah kota. Kalian akan diajak berkeliling memutari Danau Sipin sekitar 15 menit. 

Datanglah ke sini pada pagi hari karena lebih sejuk dan pastinya belum terlalu banyak pengunjung. Jadi, lebih leluasa menikmati danau ini. Untuk masuk ke kawasan wisata ini, terakhir kali berkunjung ke sana masih belum ada pungutan biaya. 

Di sekitar danau tersebut, terdapat beberapa spot pemberhentian. Jika, ingin mencoba naik perahu, kalian harus berjalan paling ujung menuju dermaga apung. Di sana, kalian  akan menemukan ketek wisata tadi. Bagi yang suka bersepeda atau jogging, melakukan kegiatan tersebut di sini menjadi pilihan yang tepat. Atau mungkin ada yang suka bermain skateboard? Wisata Danau Sipin juga menyediakan area untuk bermain skateboard. Selain itu, ada pula wall climbing loh. Wah ... seru ya.

(Sumber foto : brisik.id)


Kalau sedang berada di Jambi, sediakan waktu untuk datang ke Danau Sipin Jambi ya. Jadi, kapan ke Jambi?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngeteng dari Bekasi ke Lampung

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Februari 2020, saya dan seorang teman (panggil saja "Mbak Nur") berangkat menuju Bandar Lampung dari Bekasi untuk mengikuti acara Milad Forum Lingkar Pena ke-23 (Cerita tentang Milad FLP akan segera menyusul dipostingan selanjutnya). Di sini saya ingin share cerita "ngeteng" kami untuk sampai ke Lampung. Sebelum berangkat, kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun, Sumatera adalah tanah kelahiran saya, sekaligus kampung halaman, seumur-umur belum pernah naik transportasi umum darat sendirian untuk pulang kampung. ( Info penting!... kampung saya di Sumatera bagian selatan hehe). Alhamdulillah, dapat teman nge-trip yang sefrekuensi. Jadilah, kami berdua melakukan perjalanan dari Bekasi ke Bandar Lampung dengan cara berganti-ganti kendaraan aka. "Ngeteng". Secara umum hanya ada tiga kendaraan untuk trip ala "ngeteng" ke Lampung, yaitu Bus Bekasi-Merak, Kapal Ferry, dan Kendaraan Bakauh

Menyoal Hadits-Hadits Populer

Judul : Menyoal Hadits-Hadits Populer (Upaya Mengenali Sunnah yang Benar, Bukan yang Terkenal) Penulis : Adi Hidayat Penerbit : Institut Quantum Akhyar Tahun terbit : 2018 Membaca buku ini semakin membuat saya kagum dengan sosok Ust.Adi Hidayat. Sangat terlihat kedalaman ilmu yang beliau miliki. Menyadarkan betapa masih dangkalnya ilmu agama yang saya ketahui. Total ada 17 hadits populer yang dibahas. Terdengar sedikit memang, tetapi jika telah membaca buku ini saya yakin Anda akan berubah pikiran. Sesuai yang tertera pada cover, sebagai upaya mengenali sunnah yang benar, bukan yang terkenal. Beliau membahas hadits-hadits tersebut cukup terperinci dengan menambah bukti-bukti ilmiah, periwayat hadits dan rangkaian sanadnya, penilaian para ulama, hingga membuat kesimpulan hampir tiap pembahasan. Hanya dua bahasan hadits yang tidak terdapat kesimpulan dan menyerahkannya kepada pembaca. Selain itu, bukan main-main karena beliau mencari referensi 1235 kitab pada pustaka ele

Review "Sabtu Bersama Bapak"

"Sabtu Bersama Bapak" menjadi novel pertama karya Aditya Mulya yang saya baca. Mungkin ada yang sudah menonton versi filmnya?  Saya sendiri baru menyelesaikan buku dan filmnya. Tentu membaca novelnya lebih diutamakan. Seperti yang diketahui, kalau film yang mengadaptasi kisah dari novel, maka jangan berekspektasi tinggi. Jika menginginkan versi lengkap alangkah baiknya membaca novelnya dahulu. Dalam buku ini menceritakan bagaimana seorang ayah tetap bisa mendampingi anak-anaknya, meski dia tidak dapat berada di sisi mereka hingga tumbuh dewasa. Setelah divonis penyakit kanker dan tidak akan hidup lama, Gunawan Garinda merencanakan untuk membuat video yang diamanahkan kepada istrinya agar diputarkan setiap Sabtu untuk anak-anak mereka, Satya dan Saka. Kehidupan kakak beradik yang berbeda. Ibu yang begitu tegar. Juga Ayah yang penuh perencanaan dan tidak akan membiarkan keluarganya kesusahan sepeninggalannya. Masing-masing tokoh punya porsi sendiri. Akan tetapi, pada versi buku