Langsung ke konten utama

Menyoal Hadits-Hadits Populer


Judul : Menyoal Hadits-Hadits Populer (Upaya Mengenali Sunnah yang Benar, Bukan yang Terkenal)
Penulis : Adi Hidayat
Penerbit : Institut Quantum Akhyar
Tahun terbit : 2018

Membaca buku ini semakin membuat saya kagum dengan sosok Ust.Adi Hidayat. Sangat terlihat kedalaman ilmu yang beliau miliki. Menyadarkan betapa masih dangkalnya ilmu agama yang saya ketahui.

Total ada 17 hadits populer yang dibahas. Terdengar sedikit memang, tetapi jika telah membaca buku ini saya yakin Anda akan berubah pikiran. Sesuai yang tertera pada cover, sebagai upaya mengenali sunnah yang benar, bukan yang terkenal. Beliau membahas hadits-hadits tersebut cukup terperinci dengan menambah bukti-bukti ilmiah, periwayat hadits dan rangkaian sanadnya, penilaian para ulama, hingga membuat kesimpulan hampir tiap pembahasan. Hanya dua bahasan hadits yang tidak terdapat kesimpulan dan menyerahkannya kepada pembaca. Selain itu, bukan main-main karena beliau mencari referensi 1235 kitab pada pustaka elektronik.

Pada bab awal tidak langsung membahas mengenai hadits-hadits populer. Namun, terdapat penjelasan mengenai teori singkat ilmu hadits. Salah satu penjelasannya tentang pembagian kualitas hadits menjadi tiga tingkatan utama, yaitu Shahih, Dhaif (lemah), dan Maudhu (palsu).

Ada beberapa "hadits" yang bagi saya cukup sering di dengar pada pembahasan dibuku ini, seperti Menuntut Ilmu Hingga ke Cina; Makan Saat Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang; Wanita Tiang Agama; Cinta dan Benci Sekadarnya; Tidur Orang Puasa adalah Ibadah; dsb. Disini saya hanya ingin membagikan tiga simpulan dari hadits populer tersebut. Selengkapnya dapat Anda baca langsung.

1. "Menuntut Ilmu Hingga ke Cina", termasuk hadits yang sangat lemah dari segi validitasnya, bahkan dipandang sebagai hadits palsu.

2. "Makan Saat Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang", merupakan penuturan seorang dokter dari Sudan dan bukanlah hadits Nabi SAW.

3. "Tidur Orang Puasa adalah Ibadah", merupakan hadits yang sangat dhaif bahkan dinilai palsu oleh sebagian pakar. 

Terlepas dari semua itu, sebenarnya hadits populer tersebut ada yang bermakna baik. Namun, yang perlu digaris bawahi ialah agar tidak menyandarkan ungkapan tersebut kepada Rasulullah SAW, seperti pada contoh nomor dua.

Sebagai orang yang masih jauh dari pemahaman ilmu agama, ada baiknya lebih berhati-hati mengambil perkataan semisal hadits dan terus menambah pengetahuan ilmu agama. Dengan datang ke kajian-kajian misalnya atau bertanya langsung kepada ustadz. Semoga kita selalu dimudahkan untuk menambah wawasan agama Islam. Aamiin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngeteng dari Bekasi ke Lampung

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Februari 2020, saya dan seorang teman (panggil saja "Mbak Nur") berangkat menuju Bandar Lampung dari Bekasi untuk mengikuti acara Milad Forum Lingkar Pena ke-23 (Cerita tentang Milad FLP akan segera menyusul dipostingan selanjutnya). Di sini saya ingin share cerita "ngeteng" kami untuk sampai ke Lampung. Sebelum berangkat, kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun, Sumatera adalah tanah kelahiran saya, sekaligus kampung halaman, seumur-umur belum pernah naik transportasi umum darat sendirian untuk pulang kampung. ( Info penting!... kampung saya di Sumatera bagian selatan hehe). Alhamdulillah, dapat teman nge-trip yang sefrekuensi. Jadilah, kami berdua melakukan perjalanan dari Bekasi ke Bandar Lampung dengan cara berganti-ganti kendaraan aka. "Ngeteng". Secara umum hanya ada tiga kendaraan untuk trip ala "ngeteng" ke Lampung, yaitu Bus Bekasi-Merak, Kapal Ferry, dan Kendaraan Bakauh

Review "Sabtu Bersama Bapak"

"Sabtu Bersama Bapak" menjadi novel pertama karya Aditya Mulya yang saya baca. Mungkin ada yang sudah menonton versi filmnya?  Saya sendiri baru menyelesaikan buku dan filmnya. Tentu membaca novelnya lebih diutamakan. Seperti yang diketahui, kalau film yang mengadaptasi kisah dari novel, maka jangan berekspektasi tinggi. Jika menginginkan versi lengkap alangkah baiknya membaca novelnya dahulu. Dalam buku ini menceritakan bagaimana seorang ayah tetap bisa mendampingi anak-anaknya, meski dia tidak dapat berada di sisi mereka hingga tumbuh dewasa. Setelah divonis penyakit kanker dan tidak akan hidup lama, Gunawan Garinda merencanakan untuk membuat video yang diamanahkan kepada istrinya agar diputarkan setiap Sabtu untuk anak-anak mereka, Satya dan Saka. Kehidupan kakak beradik yang berbeda. Ibu yang begitu tegar. Juga Ayah yang penuh perencanaan dan tidak akan membiarkan keluarganya kesusahan sepeninggalannya. Masing-masing tokoh punya porsi sendiri. Akan tetapi, pada versi buku