Apa yang terpikirkan ketika mendengar tentang Turki? Istanbul? Blue Mosque? Karpet? Tulip? Cappadocia? Eh Cappadocia? Jadi ingat salah satu adegan di series yang sedang viral, Layangan Putus. Gara-gara nama Cappadocia, saya jadi teringat dengan cafe yang menyajikan panganan khas Turki, yaitu Mardin Baklava. Cafe yang saya kunjungi bersama seorang teman. Lokasinya berada di Jl. Cipinang Jaya Raya No.74, Kel. Cipinang Besar Selatan, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur. Menu pertama yang paling ingin dicoba adalah Baklava. Panganan khas asal Turki yang identik dengan rasa manisnya ini adalah sejenis pastry yang memiliki berbagai bentuk dan dikombinasikan dengan bermacam-macam isian, seperti kacang pistacio, kelapa, cokelat, dsb. Tetapi, bagi saya makanan ini terlalu manis aka. giung. Saya yang lebih suka makanan dengan rasa gurih, ketika mencoba satu gigitan saja rasanya butuh waktu lama untuk menelannya. Mungkin bagi yang suka dengan makanan manis, Baklava bisa jadi pilihan. Lanjut menu kedua
One of unique books yang pernah saya tahu. Pertama kali, lihat buku semungil dan setipis itu. Tapi, dapat mengisi kekosongan saat sedang menunggu. Buku ini saya dapatkan langsung dari penulisnya ketika mengikuti sebuah seminar kepenulisan dengan cara agak "nyolot". Lebih dari sekali saya sudah membaca "Pesawat Kertas". Total halamannya tidak sampai 100 hal dan ukurannya sekitar setengah dari A5 (lebar sedikit), serta font tulisan yang mungkin sekitar < 10 Times New Roman. Isinya tentang apa? Pesawat Kertas berisi kumpulan cerpen yang ditulis seminimalis mungkin oleh Noor H. Dee. Minimalis dalam artian positif ya. Terkesan simpel tapi "ngena". Terlihat dari judul-judul cerpen yang seakan banyak terinspirasi dari hal-hal di sekitar, seperti Lukisan, Langit, Kacamata, Pintu, dll. Cerpen berjudul "Wajah" jadi salah satu favorit saya karena membuat agak dongkol di akhirnya. Selain itu, ada suasana tersendiri yang dibangun untuk tulisan di buk