Langsung ke konten utama

Review "Mahar Untuk Maharani"

Judul : Mahar Untuk Maharani
Penulis : Azhar Nurun Ala

Baru beberapa jam yang lalu aku selesai membaca buku kesekian dari Azhar Nurun Ala. Dan untuk pertama kalinya, mencoba untuk membuat review buku yang terakhir beliau tuliskan.
Pada buku ini, kisah dimulai dengan seorang tokoh bernama Muhammad Salman. Seorang pemuda tingkat akhir jurusan Biologi, Universitas Indonesia. Berada dalam keadaan frustasi menghadapi skripsi yang tidak kunjung selesai. Sementara, sang ibu menantikan bisa segera hadir diwisuda putra tercinta. Dia kembali ke kampung halamannya, dusun Sukatani, Lampung Tengah.
Tapi siapa yang menyangka, kepulangannya itu mempertemukannya dengan Maharani, sahabat masa kecilnya. Yang baru menyelesaikan kuliahnya di Mesir dan kembali ke dusun tersebut. Kini menjelma menjadi gadis yang cantik dan anggun.Salman jatuh hati. Gayung pun bersambut, Maharani pun juga menaruh hati pada Salman. Namun, mereka tak pernah saling menyatakan secara gamblang.
Salman tak sendiri, ada Dimas yang juga sahabatnya dan Maharani. Mereka bertiga memang dekat. Dari kacamata Salman bahwa Dimas juga menaruh hati pada Maharani. Salman tak ingin gadisnya diambil lelaki lain, maka dia berusaha untuk menyelesaikan skripsinya, kemudian mencari pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk membuktikan kepada Ayah Maharani bahwa dia pantas untuk meminang putrinya. Maharani pun tanpa diminta, bersedia menunggu sang pujaan. Namun, namanya wanita butuh kepastian.

Sebelum dilanjutkan mengenai kisah Salman, penulis membuat heran dan bertanya-tanya. Pada bab 5, tiba-tiba ada kisah lain yang menceritakan mengenai sosok Ajran Kabiran (namanya baru tersebut pada bab 9). Dia adalah mahasiswa tingkat akhir di IPB yang bercita-cita menjadi petani dan memiliki misi menemukan Dr.Koswara. Semenjak Ayahnya yang merupakan ketua kelompok tani di kampung, menaruh harapan akan hasil penelitian, yaitu Nutrisi Koswara yang begitu saja hilang dari peredaran karena dianggap tidak memenuhi persyaratan. Apakah mereka saling berkaitan? Silakan baca tulisanku sampai akhir :)

Salman kembali ke Depok, menuntaskan kewajibannya dengan dibantu Nabila, teman di BEM UI yang sempat membuat Salman heran karena telah berhijab. Diam-diam Nabila menaruh hati pada Salman. Dalam perjuangan menyelesaikan skripsinya, Salman mendaftar untuk menjadi santri di Pondok Qur'an. Ini juga langkahnya dalam memantaskan diri. Ternyata, Nabila juga menjadi santriwati di Pondok Qur'an.

Semua berjalan cukup lancar, Salman akhirnya lulus dan akhirnya ibunya dapat hadir menyaksikan anak satu-satunya diwisuda. Namun, Salman menolak ajakan ibunya untuk pulang, dia akan berusaha mencari pekerjaan disana. Maharani pun kecewa dengan berita itu. Karena rindu yang teramat pada sang pujaan.
Namun, suatu pesan dari Maharani membuat Salman terlonjak kaget, membuatnya untuk memutuskan pulang ke Sukatani. Keputusannya itu sekaligus menciptakan patah hati bagi Nabila.

Salman mengingatkan akan hadist bahwa silaturahmi membuka pintu rezeki. Dalam perjalanan pulangnya dengan mengesampingkan rasa gengsi, dia menghubungi satu persatu teman-teman SMAnya. Dan disinilah baru terbuka keterkaitan antara Salman dan Ajran. Mereka adalah teman sekelas ketika SMA.

Konspirasi Semesta. Itu salah satu yang bisa saya simpulkan dari buku ini. Salman dan Ajran yang ternyata teman lama. Salamn yang menyambung tali silaturahmi dengan Ajran, membuka peluang rezeki bagi Salman di kampung halamannya. Meskipun, awalnya Salman menolak akan saran menjadi petani. Ajran menjadi pemimpin perusahaan yang dirintis bersama Anton dan Aisha, serta tentunya Dr. Koswara yang akhirnya berhasil dia temukan. Oh ya, Anton adalah sahabat karib Ajran di kampus. Meskipun, anak dari pengusaha sawit namun memiliki cita-cita mulia untuk menyejahterakan petani di Indonesia. Sedangkan, Aisha, senior Ajran dan Anton di IPB. Dia adalah gadis yang pernah menolak Anton yang ternyata anak dari Dr.Koswara.

Cerita mengenai Salman memang lebih dominan pada buku ini. Perjuangannya untuk memiliki Maharani lebih banyak diceritakan dibandingkan perjuangan Ajran. Meskipun begitu, kisah Ajran memberi hikmah tersendiri. Kegigihannya untuk bertemu Dr.Koswara demi membantu Ayahnya dan para petani di kampung agar bisa meningkatkan hasil panen, mempunyai ruang tersendiri. Sekaligus, mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya juga bagian dari pertanian Indonesia. Title yang saya sandang ketika lulus kuliah dulu dan yang bertengger diijazah merupakan sejarah bahwa saya bagian dari pertanian. Bahkan, keluarga saya di kampung pun ada yang berprofesi sebagai petani. Meskipun, pekerjaan yang saat ini saya jalani tidak berkaitan dengan pertanian, namun dengan membaca buku ini membawa memori tersendiri karena kampus dimana Ajran menempuh pendidikan, saya pun pernah berada disana..

Bagiku, kesamaan dari setiap tokoh di buku ini adalah mereka membangun hubungan baik dengan orang tua. Bahwa kesuksesan seorang anak berada pada keridhoan orang tua, jangan sampai terlambat dalam mempersembahkan bakti kepada orang tua, dan orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Diakhir cerita, Salman bernasib "ngenes". Pasalnya, Maharani akhirnya dilamar oleh Ajran. Sedangkan, Nabila telah move on darinya, bahkan mengirimkan undangan pernikahan. Pas baca bagian ini, pengen puk puk puk Salman hahaha :D

Itulah sekilas review buku "Mahar untuk Maharani". Jika ingin lebih detailnya, silahkan baca langsung bukunya.

Terima kasih :)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngeteng dari Bekasi ke Lampung

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Februari 2020, saya dan seorang teman (panggil saja "Mbak Nur") berangkat menuju Bandar Lampung dari Bekasi untuk mengikuti acara Milad Forum Lingkar Pena ke-23 (Cerita tentang Milad FLP akan segera menyusul dipostingan selanjutnya). Di sini saya ingin share cerita "ngeteng" kami untuk sampai ke Lampung. Sebelum berangkat, kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun, Sumatera adalah tanah kelahiran saya, sekaligus kampung halaman, seumur-umur belum pernah naik transportasi umum darat sendirian untuk pulang kampung. ( Info penting!... kampung saya di Sumatera bagian selatan hehe). Alhamdulillah, dapat teman nge-trip yang sefrekuensi. Jadilah, kami berdua melakukan perjalanan dari Bekasi ke Bandar Lampung dengan cara berganti-ganti kendaraan aka. "Ngeteng". Secara umum hanya ada tiga kendaraan untuk trip ala "ngeteng" ke Lampung, yaitu Bus Bekasi-Merak, Kapal Ferry, dan Kendaraan Bakauh

Menyoal Hadits-Hadits Populer

Judul : Menyoal Hadits-Hadits Populer (Upaya Mengenali Sunnah yang Benar, Bukan yang Terkenal) Penulis : Adi Hidayat Penerbit : Institut Quantum Akhyar Tahun terbit : 2018 Membaca buku ini semakin membuat saya kagum dengan sosok Ust.Adi Hidayat. Sangat terlihat kedalaman ilmu yang beliau miliki. Menyadarkan betapa masih dangkalnya ilmu agama yang saya ketahui. Total ada 17 hadits populer yang dibahas. Terdengar sedikit memang, tetapi jika telah membaca buku ini saya yakin Anda akan berubah pikiran. Sesuai yang tertera pada cover, sebagai upaya mengenali sunnah yang benar, bukan yang terkenal. Beliau membahas hadits-hadits tersebut cukup terperinci dengan menambah bukti-bukti ilmiah, periwayat hadits dan rangkaian sanadnya, penilaian para ulama, hingga membuat kesimpulan hampir tiap pembahasan. Hanya dua bahasan hadits yang tidak terdapat kesimpulan dan menyerahkannya kepada pembaca. Selain itu, bukan main-main karena beliau mencari referensi 1235 kitab pada pustaka ele

Review "Sabtu Bersama Bapak"

"Sabtu Bersama Bapak" menjadi novel pertama karya Aditya Mulya yang saya baca. Mungkin ada yang sudah menonton versi filmnya?  Saya sendiri baru menyelesaikan buku dan filmnya. Tentu membaca novelnya lebih diutamakan. Seperti yang diketahui, kalau film yang mengadaptasi kisah dari novel, maka jangan berekspektasi tinggi. Jika menginginkan versi lengkap alangkah baiknya membaca novelnya dahulu. Dalam buku ini menceritakan bagaimana seorang ayah tetap bisa mendampingi anak-anaknya, meski dia tidak dapat berada di sisi mereka hingga tumbuh dewasa. Setelah divonis penyakit kanker dan tidak akan hidup lama, Gunawan Garinda merencanakan untuk membuat video yang diamanahkan kepada istrinya agar diputarkan setiap Sabtu untuk anak-anak mereka, Satya dan Saka. Kehidupan kakak beradik yang berbeda. Ibu yang begitu tegar. Juga Ayah yang penuh perencanaan dan tidak akan membiarkan keluarganya kesusahan sepeninggalannya. Masing-masing tokoh punya porsi sendiri. Akan tetapi, pada versi buku